Good to Great
Mengapa Beberapa Perusahaan Bisa Hebat …
Dan Lainnya Tidak
Tanggal dan Tempat
Swiss-Belhotel/Hotel Harris, Jakarta *,January 9th – 10th, 2012
(Early Bird Fee : Rp. 2.950.000, -)
FEE :
Rp. 2.750.000, – (Registration 3 person/more; payment before January 2nd, 2012)
Rp. 2.950.000, – (Reg before December 26th, 2011; payment before January 2nd, 2012)
Rp. 3.250.000, – (Full Fare)
Pengantar
Dalam buku Built to Last, Jim Collins mengeplorasi apa saja yang membuat perusahaan hebat menjadi hebat dan bagaimana mereka menjaga kehebatannya selama ini. Salah satu hal yang tetap menherankannya adalah – perusahaan hebat, pada hamper keseluruhannya tetap hebat, sementara sebagian besar perusahaan bagus tetap seperti itu: bagus namun tidak hebat. Apa saja yang memungkinan perusahaan bagus menjadi hebat, merubah kelemahan jangka panjang menjadi kehebatan jangka panjang? Collins dan tim risetnya menggunakan teknik benchmark ketat untuk mengidentifikasikan sebelas perusahaan terkemuka apa yang membuat mereka melakukan loncatan dari bagus menjadi hebat dan tetap menjaga kehebatannya untuk paling tidak lima belas tahun. Perusahaan yang ada dalam daftar sebelas tersebut mungkin akan mengejutkan anda karena tidak tercantum perusahaan raksasa, seperti Intel. GE, dan Coca Cola. Yang sungguh mengejutkan dari Good to Great adalah perusahaan yang bagus tidak sungguh-sungguh mendorong dirinya menjadi hebat – inilah yang menyebabkan sebagian besar perusahaan tidak banyak banyak yang berusaha dari bagus menjadi hebat.
Tujuan Pelatihan
- Memahami alasan-alasan mengapa eksekutif selebritis hampir tidak pernah memimpin perusahaan bagus menjadi hebat. Pemimpin Good-to-great merupakan perpaduan paradoksal antara pribadi yang humanis dengan semangat professional.
- Memahami bahwa Anda tidak dapat mencapai sesuatu yang hebat tanpa orang yang hebat. Banyak perusahaan menciptakan strategi kemudian mencoba menerapkannya pada orang yang ada; perusahaan good-to-great memulai dengan orang yang hebat dan membangun hasil yang hebat dari usaha mereka.
- Menerapkan pentingnya kesederhanaan aturan. Memulai dari good-to-great mensyaratkan pemimpin untuk mengetahui apa saja yang sungguh-sungguh diinginkan organisasi, apa yang menjadi motor dari mesin ekonominya, dan apa saja yang dapat (atau tidak dapat) menjadi faktor utama untuk menjadi terbaik di dunia.
- Memahami bahwa seluruh lini dalam perusahaan harus menyadari pentingnya disiplin. Ketika anda mengkombinasikan kultur disiplin dengan etika berbisnis, anda mungkin lebih menyukai pencapaian hasil yang hebat.
- Mengetahui bahwa teknologi berperan sebagai akselerator. Perusahaan good-to-great tidak langsung loncat menggunakan teknologi canggih. Mereka menentukan teknologi apa yang sesuai dengan mereka, lalu menerapkannya tahap demi tahap.
Peserta yang diajurkan:
Supervisor, manajer, dan senior management
Waktu Pelatihan: 2 (dua hari)
Metode Pelatihan:
• Diskusi Kelas Interaktif
• Diskusi Kelompok
• Studi Kasus
• Simulasi Role-Play
TOPIK BAHASAN DAN JADWAL
HARI PERTAMA
08.30-09.00 WIB
Pengantar Program
Identifikasi Harapan Peserta
09.00-10.00 WIB
1. Bagaimana Mereka Melakukannya?
• Bagaimana Mereka Melakukannya?
• Empat Perusahaan Good-to-Great
2. Level 5 Leadership: DISCIPLINED PEOPLE
• Level 5 Leadership
• Mereka menyusun suksesor untuk sukses
• Mereka bersikap moderat.
• Mereka Tidak Ragu Menyelesaikan Persoalan
10.00-10.15 WIB
Break
10.15-12.00 WIB
3. First Who … Then What Simple Truths
- Bila anda mulai dengan “who,” dibandingkan dengan “what,” anda akan lebih nudah beradaptasi terhadap perubahan dunia.
- Bila anda mempunyai orang yang tepat di dalam bis, persoalannya hanya tinggal bagaimana memotivasi dan mengelola sejumlah besar orang dengan baik.
- Bila anda mempunyai orang yang salah, tidak masalah apakah anda menemukan arah yang benar atau tidak – anda tetap tidak akan menjadi perusahaan yang hebat.
- Ketika anda dalam keraguan, jangan mengambil (hire) – tetaplah mencari.
- Bila anda merasa perlu agar orang berubah, bertindaklah segera.
- Tempatkan orang yang terbaik dalam kesempatan terbesar, bukan masalah tersebar.
12.00-13.00 WIB
Break Makan Siang
13.00-15.00 WIB
4. Confront the Brutal Facts: DISCIPLINED THOUGHTS
Let the Truth Be Heard:
• Memimpin dengan pertanyaan, bukan jawaban.
• Terlibat dengan dialog dan debat, bukan paksanaan
• Lakukan otopsi, tanpa menyalahkan
• Bangulah mekanisme tanda bahaya (red flag) yang merubah informasi menjadi informasi yang tidak bisa diabaikan.
15.00-15.15 WIB
Break
15.15-17.00 WIB
Diskusi Kelompok:
Aplikasi DISCIPLINED PEOPLE; 3. First Who … Then What; DISCIPLINED THOUGHTS;
• Briefing
• Kerja kelompok
• Presentasi dan Diskusi Kelas (insight)
HARI KEDUA
08.30-10.00 WIB
5. The Hedgehog Concept
• Dalam hal apa anda bisa menjadi yang terbaik di dunia
• Apa yang menggerakkan mesin ekonomi anda
• Apa yang sungguh-sungguh anda impikan
10.00-10.15 WIB
Break
10.15-12.00 WIB
6. A Culture of Discipline: DISCIPLINED ACTION
- Membangun kultur di sekitar ide kemerdekaan dan tanggung-jawab, dalam suatu kerangka
- Mengisi kultur anda dengan orang berdisiplin-diri yang berkinginan untuk pergi ke jarak terjauh untuk mengisi tanggung-jawabnya.
- Jangan bingung antara kultur disiplin dengan disiplin tirani.
- Tetap menjaga dengan konsistensi tinggi pada konsep Hedgehog, berlatih dengan fokus hampir seperti agama pada potongan 3 lingkaran.
12.00-13.00 WIB
Break Makan Siang
13.00-15.00 WIB
7. Technology Acceleration
• Temukan Teknologi yang Tepat
• Jangan bereaksi keterlaluan pada teknologi baru
8. The Flywheel and The Doom Loop
• Dampak Flywheel
• The Doom Loop
• Anda berada pada the Flywheel atau dalam the Doom Loop?
15.00-15.15 WIB
Break
15.15-17.00 WIB
Diskusi Kelompok: Aplikasi The Hedgehog Concept ; DISCIPLINED ACTION; Technology Acceleration; The Flywheel and The Doom Loop
• Briefing
• Kerja kelompok
• Presentasi dan Diskusi Kelas (insight)
Workshop Leader:
Bambang Haryanto
Bambang Haryanto ialah instruktur dan konsultan independen pada berbagai Training Center, organisasi bisnis dan lembaga, antara lain pernah untuk BCA Group, Salim Group, Bank Tamara, Gajah Tunggal Group, Dharmala Group, Sampoerna Group, Tiga Raksa Group, Modern Group, Napan Group, Lippo Bank, BDNI, dan Bank Artha Graha. Ia memulai karirnya dengan bekerja di berbagai hotel internasional selama empat setengah tahun, bidang sales dan pariwisata selama dua tahun sebelum menjadi dosen di Universitas Terbuka selama enam tahun. Selain menjadi dosen, ia juga bertanggung-jawab serta memimpin banyak satuan tugas untuk menyelesaikan berbagai tugas manajerial dan pengembangan dalam bidang penyelenggaraan pendidikan tinggi.
Tahun 1989, ia memulai bekerja di Divisi HRD dan Training Center BCA sebagai instruktur program-program manajemen dan pengembangan diri. Ia pernah menjadi Kepala Pelaksana Harian BCA Training Center selain menjadi Koordinator Program Pengembangan Manajemen. Ia juga telah berhasil menyusun, mengembangkan dan menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk BCA Training Center.
Tahun 1993, ia memulai karir sebagai instruktur dan konsultan yang bekerja secara mandiri untuk berbagai organisasi bisnis dan lembaga. Hingga saat ini ia telah menyelesaikan dengan baik lebih dari seribu kali berbagai jenis program pelatihan dan konsultasi.
Bambang mempunyai ijasah Master of Education dari Simon Fraser University Canada (1989), Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (1983), dan Diploma III Perhotelan (1978). Selain itu ia juga sangat berminat dan sering mengikuti berbagai seminar dan pelatihan yang berkaitan dengan manajemen umum, manajemen strategik, manajemen operasional, kepemimpinan, penjualan, pemasaran, UKM, dan pelayanan prima.
